Dimana Kita Berada???
Halooo!
Kesuksesan finansial bagi setiap individu berbeda-beda dan sangat subjektif.
Tergantung seberapa besar kita dapat menerima dan mensyukuri apa yang kita
miliki. Namun tentu saja minimal ada aset yang harus kita miliki.
Langkah pertama yang terpenting saat ini adalah mulai meng-evaluasi dimana diri
kita.
Hal ini sangat penting menurut saya. Seperti pepatah Sun Tzu, “Jikalau
Anda mengetahui musuh dan diri Anda Sendiri, Anda tidak akan dihancurkan dalam
100 pertempuran… Jikalau Anda tidak mengetahui musuh maupun diri Anda sendiri,
Anda akan dihancurkan dalam setiap pertempuran.”
Filosofi ini juga berlaku dalam kehidupan kita saat ini.
Umumnya secara sederhana kita dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori ini
akan menentukan Apakah kita siap untuk melakukan investasi atau tidak.
Kategori “Lebih Besar Pasak Daripada Tiang”
Lebih bijak dalam kategori ini untuk tidak melakukan investasi. Pendapatan
dalam kategori ini masih tidak menutupi pengeluaran. Umumnya hal ini terjadi
karena hutang konsumtif yang berlebihan atau gaya hidup yang berlebihan.
Seperti rumus fisika, gaya berbanding lurus dengan tekanan. Jadi kalau banyak
“Gaya” jangan heran “Tekanan” juga semakin banyak. Apalagi jika tidak ditunjang
dengan pendapatan yang memadai.
Solusi untuk kategori ini adalah… mulai lah membayar lunas hutang konsumtif dan
jangan menambah lagi hutang konsumtif. Beli lah memang kebutuhan yang
perlu-perlu saja. Kurangi gaya hidup mewah jikalau tidak mendukung.
Syukuri dan terima apa yang kita miliki, niscaya hidup juga akan lebih nyaman
dan tenang. :)
Kategori “Siap Invest”
Kriteria kategori ini adalah:
- Memiliki pendapatan jauh lebih
besar dibanding pengeluaran;
- Tidak ada utang konsumtif;
- Cicilan utang produktif tidak
lebih dari 30% pendapatan;
- Memiliki dana darurat minimal
3x pengeluaran bulanan.
Kalau kriteria diatas telah
terpenuhi, maka Anda siap untuk melakukan investasi. Baik itu reksadana,
properti, saham, emas, deposito, dan lain-lain.
Nah bagi Anda yang cukup beruntung dalam kategori “Siap Invest”, saya ucapkan
selamat. Karena tidak semua individu dapat berada di kategori ini.
Buat yang masih di kategori “Lebih besar pasak daripada tiang”, dapat membenahi
kondisi keuangan pribadi terlebih dahulu. Informasi berikutnya saya akan
membahas secara detail kategori “Siap invest”.
Umumnya ada 4 rasio yang harus diperhatikan ketika memutuskan kita
tergolong dalam kategori satu ini.
Yang pertama adalah Rasio Utang Konsumtif.
Rumus perhitungan rasio ini adalah Total Utang Konsumtif / Total Pendapatan
Bulanan.
Contoh hutang konsumtif adalah KTA (Kredit Tanpa Agunan) dan utang kartu
kredit. Rasio ini adalah 0%.
Darisini dapat menentukan apakah Anda sehat secara keuangan atau tidak.
Yang kedua adalah Rasio Cicilan.
Rumus perhitungan rasio ini adalah Total Cicilan Bulanan / Total Pendapatan
Tetap Bulanan.
Biasanya yang termasuk dalam cicilan bulanan Anda adalah KPR, cicilan kendaraan
dan cicilan lainnya.
Sementara untuk total pendapatan tetap bulanan adalah pendapatan yang sudah
pasti diperoleh Anda setiap bulannya. Komisi pendapatan yang bersifat dinamis
jangan dimasukkan dalam komponen perhitungan rasio ini. Biasa standar rasio ini
dibawah 30%.
Yang ketiga adalah Rasio Dana Darurat.
Rumus nya adalah Total Aset Likuid/Total Biaya Tetap Bulanan.
Total aset likuid adalah aset atau harta yang Anda miliki dan langsung dapat
dipertukarkan. Contoh nyata seperti tabungan, uang tunai dan lain-lain. Biaya
tetap bulanan adalah pengeluaran tetap bulanan Anda. Contohnya seperti uang
air, gas, listrik, makan, transportasi dan lain-lain. Umumnya komponen paling
utama dan tetap adalah makan dan transportasi. Standarnya untuk lajang umumnya
6x dari biaya tetap bulanan, untuk yang berkeluarga umumnya 12x. Usahakan Anda
selalu memiliki 3x dari biaya tetap bulanan minimalnya.
Keempat adalah Rasio Biaya terhadap Pendapatan.
Rumusnya Total Biaya Bulanan/Total Pendapatan Tetap.
Standar rasio ini umumnya dibawah angka 1. Maksimal adalah 0.9.
Biasanya rasio ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup kita. Semakin besar gaya
hidup, maka biaya bulanan pun juga akan ikut membengkak. Cara cerdas untuk
menjaga gaya hidup tentu adalah memperbesar pemasukan. Alternatif solusi
biasanya kalau dulu makan nasi, sekarang makan bubur. Alias mulai berhemat dan
potong pengeluaran yang tak perlu. Nah metode ini lah yang sebenarnya sering digunakan
untuk menentukan apakah Anda sehat secara keuangan atau tidak. Atau istilah
kerennya adalah Financial Check Up. Anda dapat melakukan financial check up
idealnya setiap 6 bulan sekali untuk mereview perkembangan target dan
kondisi keuangan Anda saat ini.
Saya harap sejauh ini Anda sudah mendapatkan gambaran perihal kondisi keuangan
Anda.