Social Icons

Seputar Wisata

Senin, 28 Desember 2015

Cara Menghilangkan Stress versi Orang Sukses




Dalam menjalani rutinitas pekerjaan sehari - hari, setiap orang pasti pernah menghadapi masalah dan rasa penat yang membuat pikiran makin stress. Jika situasi ini terjadi, maka dipastikan kualitas dan kinerja yang kita lakukan akan sedikit menurun atau bahkan terbengkalai. Mengatasi hal itu, kita harus berupaya agar bisa mengelola pengaruh stress dan juga berusaha meminimalisir munculnya stress di masa mendatang. Dalam mengelola dan mengatasi stress karena masalah pekerjaan, anda bisa meniru orang-orang sukses, seperti yang dirangkum dalam laman Lifehack.org berikut ini.

1. Mereka Tidak Ragu Memohon Bantuan
Setiap orang tentu memiliki keterbatasan dalam mengerjakan sesuatu, dan banyak orang memaksakan diri untuk mengerjakan semuanya sendirian yang akhirnya malah membuat pikiran bertambah stress. Orang-orang sukses cenderung tidak malu untuk meminta bantuan, dan ketika keuangan mereka mencukupi maka mereka akan mempekerjakan orang untuk menangani berbagai tugas yang harus diselesaikan. Dengan cara seperti ini, mereka lebih mudah menekan tingkat stresnya.

2. Mereka Mau Berbagi Pengalaman
Dengan saling berbagi pengalaman dengan orang lain, khususnya sesama profesional, ternyata dapat membantu mengurangi stress. Anda akan bisa belajar dari pengalaman orang lain tentang berbagai hal yang menyangkut dengan pekerjaan atau bisnis anda, baik itu tentang kesuksesan maupun kegagalan. Paling tidak anda akan memiliki gambaran tentang cara dan upaya untuk bisa sukses atau menghindari terjatuh pada lobang yang sama.

3. Mereka Mau Belajar Dari Waktu ke Waktu
Pengetahuan memang tak ada batasnya, dan para orang sukses cenderung mau belajar tentang banyak hal baik yang menyangkut tentang pekerjaannya maupun bidang lain. Mereka memiliki prinsip belajar sepanjang hayat. Semakin banyak yang anda ketahui, maka semakin mudah anda berkembang, serta tentunya akan semakin gampang mengelola pekerjaan anda. Dengan demikian, rasa stress akan semakin mudah diatasi.

4. Mereka Mengoptimalkan Fungsi Gadget yang Mereka Miliki
Gadget, seperti smartphone dan tablet diciptakan untuk mempermudah pekerjaan, apalagi saat ini ada beragam aplikasi yang semakin mengoptimalkan fungsinya. Anda bisa membuat presentasi di perjalanan, mengerjakan laporan proyek dengan teknologi cloud, dan banyak hal lainnya. Jika anda masih menggunakan fungsi gadget hanya untuk hal-hal standar, seperti telepon, sms, dan update status jejaring sosial, maka anda akan sering menghadapi potensi stress saat berada di meja kerja.

5. Mereka Menyadari Apa Yang Membuat Mereka Termotivasi
Stress dapat membuat semangat kerja menjadi menurun. Semangat kerja 'drop' berakibat pada kualitas pekerjaan yang rendah. Oleh karena itu harus dibangkitkan kembali dengan memotivasi diri. Orang yang termotivasi biasanya akan mudah bangkit dari pengaruh stress. Oleh karena itu, anda harus mengetahui apa yang membuat anda termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Setiap orang berbeda-beda, ada yang termotivasi karena ingin membahagiakan keluarga, ada yang termotivasi karena ingin membeli mobil, dan alasan lainnya.

6. Bisa Membedakan dan Memisahkan Antara Dunia Kerja dan Personal
Anda tentu tidak mungkin terus-terusan bekerja keras mengejar target anda. Ada kalanya anda butuh istirahat serta bersosialisasi dengan lingkungan anda. Oleh karena itu, anda perlu membagi waktu harian anda untuk menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan kepentingan diri. Hidup seimbang akan membuat jiwa makin tenang, sehingga stress tidak akan mudah datang.

Senin, 07 Desember 2015

Mengapa Minimarket Alfamart dan Alfamidi Dibangun Berdekatan?


Jika di wilayah anda terdapat minimarket Alfamart, maka kemungkinan besar tak jauh dari lokasi tersebut, anda akan menemukan mini market Alfamidi merupakan mrand mini market yang sudah cukup familiar di Indonesia. Kedua mini market ini berada dibawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) yang terus melakukan ekspansi bisnis ke berbagai pelosok tanah air, sehingga kini kedua merek toko swalayan mini tersebut telah banyak merambah ke perkampungan. Namun yang cukup mengherankan adalah mengapa kedua toko swalayan tersebut didirikan berdekatan?

Menurut Nur Rachman selaku Corporate Communication GM Alfamart, mengungkapkan bahwa dalam menentukan lokasi bangunan, pihak perusahaan menerapkan konsep PPS atau Pasar Persaingan Sempurna dalam prinsip ekonomi. Menurut beliau, seperti yang dilansir dari Bisnis.com, bahwa model PPS yang memiliki ciri terdapatnya lebih dari satu pengusaha dengan produk jual yang sama, merupakan bentuk pasar yang paling ideal.

Hal ini berarti bahwa jika di suatu kawasan sudah terdapat Alfamart, maka bisa dipastikan bahwa di seputaran lokasi tersebut telah lolos uji kelayakan bisnis dan memiliki potensi pasar yang menjanjikan. Sehingga para pengusaha lain yang memiliki bisnis serupa yang ingin membuka cabang baru tidak perlu lagi bersusah payah melakukan riset lokasi bisnis. Sebenarnya dalam mendirikan sebuah mini market di suatu lokasi, ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangannya, misalnya kepadatan penduduk, kepadatan lalulintas yang dilalui di sekitar mini market, target segmen konsumen yang tepat, serta lingkungan sosial yang mendukung.

Secara tidak langsung, ada keuntungan yang bisa dirasakan masyarakat (konsumen) jika di daerahnya terdapat beberapa mini market yang lokasinya berdekatan. Mereka dapat dengan mudah memilih dan melakukan perbandingan terhadap harga, kuantitas dan kualitas produk yang tersedia. Mau tidak mau, pihak mini market pun akan melakukan persaingan bisnis secara fair untuk menggaet dan memuaskan konsumen dengan bandrol harga yang wajar.

Jumlah mini market di Indonesia tampaknya terus mengalami pertumbuhan. Menurut data yang diterbitkan Nielsen, tercatat pertumbuhan mini market di tanah air per September 2015 rata-rata mencapai 12,7%. Sedangkan pertumbuhan supermarket dan hypermarket berada pada angka 3,6%. Laju pertumbuhan mini market yang tinggi tersebut disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya adalah dana investasi dan space lokasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Nur mencontohkan, masyarakat yang tertarik memiliki usaha toko Alfamart bisa mewujudkannya melalui sistem waralaba (franchise) dengan modal Rp 400 juta saja, diluar biaya-biaya pengadaan lokasi.




Minggu, 29 November 2015

Apa Tujuan Investasi Anda? SMART - Mempermudah Anda Menyusun Tujuan Investasi

Haloooo...
 
Metode yang saya sharing adalah metode SMART. Metode ini sangat populer dikalangan konsultan finansial planner. SMART itu sendiri adalah singkatan dari:

S – Specific
 
M – Measureable
 
A – Attainable
 
R – Realistic 
T – Time-Frame





Mari kita bahas satu-satu ya maksud dari setiap kata tersebut.

S - Specific
Goal/tujuan haruslah spesifik. Tujuan yang spesifik akan memperbesar keberhasilan kita. Karena kita mengetahui persis apa yang diinginkan oleh kita dan tidak akan menyimpang dari tujuan tersebut. Tahap ini sangat penting sekali. Ibarat target liburan contohnya. Anda telah menentukan untuk berlibur di Jepang untuk natal tahun depan. Maskapai apa yang Anda akan gunakan dan berapa biayanya.
Tentukan tujuan Anda akhirnya nanti. Begin with the end in mind kalau kata Sesepuh Brian Tracy, penulis buku The seven Habits of Highly Effective People.

M = Measureable
Tujuan juga harus terukur. Kalau menilik contoh sebelumnya, Anda harus menghitung berapa biaya-biaya yang diperlukan dari awal perjalanan hingga penginapan dan pulang nanti. Apakah ada biaya-biaya tambahan yang akan dikeluarkan. Hitung dan ukur tujuan kita dengan cermat. Hal ini akan memberi gambaran kepada kita, apakah tujuan tersebut dapat diraih atau tidak.

A = Attainable
Setiap langkah-langkah sangat berarti. Dari pengukuran sebelumnya kita sudah dapat melihat besaran investasi atau biaya liburan yang diperlukan. Kita mulai merencanakan bagaimana kita akan mengumpulkan dan memperoleh dana sebanyak itu untuk pergi liburan ke Jepang. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dana, dan instrumen investasi apa yang tepat untuk membantu pencapaian tujuan.

R = Realistic
Tujuan harus realistik dan relevan. Apakah memang kegiatan liburan itu tidak akan mengganggu pekerjaan dan dilakukan pada hari libur? Apakah dengan bepergian akan merugikan orang lain?

T = Time-Frame
Berapakah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kita memerlukan deadline untuk meraih tujuan tersebut. Aplikasi nyatanya untuk teknik SMART berdasarkan contoh berlibur ke Jepang adalah:
  • Pergi berlibur ke Jepang. Menggunakan tour 6 hari 5 malam. Dengan area tour Mount Fuji dan Tokyo.
  • Setelah diperhitungkan, biaya yang diperlukan sekitar 1300 USD. Dengan tingkat inflasi 1 tahun asumsi 10% maka diperlukan sekitar 1430 USD.
  • Jangka waktu pemesanan adalah 2 bulan sebelum keberangkatan. Saat ini masih memiliki waktu 10 bulan.
  • Setiap bulan saya harus menyimpan 143 USD. Asumsi kurs dollar stabil di 12.000 rupiah, berarti sekitar 1.716.000 per bulan. Dengan pendapatan bersih 5 juta per bulan, kita dapat mencapai tujuan tersebut lebih cepat.
  • Setiap bulan tanggal 5 harus menyisihkan 3.432.000 agar tercapai target dalam kurun waktu 5 bulan.
Dari simulasi di atas kita dapat melihat instrumen yang digunakan adalah tabungan. Dimana kita menabung atau menyisihkan sebagian pendapatan bersih kita kedalam bentuk uang tunai.

Demikian contoh penyusunan rencana keuangan dengan metode SMART. Tidak sulit bukan?

Ayo, mari kita rencanakan tujuan investasi kita.

*Sumber gambar: http://www.learnmarketing.net/smart.jpg



Minggu, 22 November 2015

Kesuksesan Finansial



Dimana Kita Berada???

Halooo!

Kesuksesan finansial bagi setiap individu berbeda-beda dan sangat subjektif. Tergantung seberapa besar kita dapat menerima dan mensyukuri apa yang kita miliki. Namun tentu saja minimal ada aset yang harus kita miliki.

Langkah pertama yang terpenting saat ini adalah mulai meng-evaluasi dimana diri kita.

Hal ini sangat penting menurut saya. Seperti pepatah Sun Tzu, “Jikalau Anda mengetahui musuh dan diri Anda Sendiri, Anda tidak akan dihancurkan dalam 100 pertempuran… Jikalau Anda tidak mengetahui musuh maupun diri Anda sendiri, Anda akan dihancurkan dalam setiap pertempuran.”

Filosofi ini juga berlaku dalam kehidupan kita saat ini.
Umumnya secara sederhana kita dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori ini akan menentukan Apakah kita siap untuk melakukan investasi atau tidak.

Kategori “Lebih Besar Pasak Daripada Tiang”
Lebih bijak dalam kategori ini untuk tidak melakukan investasi. Pendapatan dalam kategori ini masih tidak menutupi pengeluaran. Umumnya hal ini terjadi karena hutang konsumtif yang berlebihan atau gaya hidup yang berlebihan.

Seperti rumus fisika, gaya berbanding lurus dengan tekanan. Jadi kalau banyak “Gaya” jangan heran “Tekanan” juga semakin banyak. Apalagi jika tidak ditunjang dengan pendapatan yang memadai.

Solusi untuk kategori ini adalah… mulai lah membayar lunas hutang konsumtif dan jangan menambah lagi hutang konsumtif. Beli lah memang kebutuhan yang perlu-perlu saja. Kurangi gaya hidup mewah jikalau tidak mendukung.

Syukuri dan terima apa yang kita miliki, niscaya hidup juga akan lebih nyaman dan tenang. :)

Kategori “Siap Invest”
Kriteria kategori ini adalah:
  • Memiliki pendapatan jauh lebih besar dibanding pengeluaran;
  • Tidak ada utang konsumtif;
  • Cicilan utang produktif tidak lebih dari 30% pendapatan;
  • Memiliki dana darurat minimal 3x pengeluaran bulanan.
Kalau kriteria diatas telah terpenuhi, maka Anda siap untuk melakukan investasi. Baik itu reksadana, properti, saham, emas, deposito,  dan lain-lain.

Nah bagi Anda yang cukup beruntung dalam kategori “Siap Invest”, saya ucapkan selamat. Karena tidak semua individu dapat berada di kategori ini.

Buat yang masih di kategori “Lebih besar pasak daripada tiang”, dapat membenahi kondisi keuangan pribadi terlebih dahulu. Informasi berikutnya saya akan membahas secara detail kategori “Siap invest”.
Umumnya ada 4 rasio yang harus diperhatikan ketika memutuskan kita tergolong dalam kategori satu ini.
Yang pertama adalah Rasio Utang Konsumtif.
Rumus perhitungan rasio ini adalah Total Utang Konsumtif / Total Pendapatan Bulanan.
Contoh hutang konsumtif adalah KTA (Kredit Tanpa Agunan) dan utang kartu kredit. Rasio ini adalah 0%.
Darisini dapat menentukan apakah Anda sehat secara keuangan atau tidak.
Yang kedua adalah Rasio Cicilan.
Rumus perhitungan rasio ini adalah Total Cicilan Bulanan / Total Pendapatan Tetap Bulanan.
Biasanya yang termasuk dalam cicilan bulanan Anda adalah KPR, cicilan kendaraan dan cicilan lainnya.
Sementara untuk total pendapatan tetap bulanan adalah pendapatan yang sudah pasti diperoleh Anda setiap bulannya. Komisi pendapatan yang bersifat dinamis jangan dimasukkan dalam komponen perhitungan rasio ini. Biasa standar rasio ini dibawah 30%.
Yang ketiga adalah Rasio Dana Darurat.
Rumus nya adalah Total Aset Likuid/Total Biaya Tetap Bulanan.
Total aset likuid adalah aset atau harta yang Anda miliki dan langsung dapat dipertukarkan. Contoh nyata seperti tabungan, uang tunai dan lain-lain. Biaya tetap bulanan adalah pengeluaran tetap bulanan Anda. Contohnya seperti uang air, gas, listrik, makan, transportasi dan lain-lain. Umumnya komponen paling utama dan tetap adalah makan dan transportasi. Standarnya untuk lajang umumnya 6x dari biaya tetap bulanan, untuk yang berkeluarga umumnya 12x. Usahakan Anda selalu memiliki 3x dari biaya tetap bulanan minimalnya.
Keempat adalah Rasio Biaya terhadap Pendapatan.
Rumusnya Total Biaya Bulanan/Total Pendapatan Tetap.
Standar rasio ini umumnya dibawah angka 1. Maksimal adalah 0.9.
Biasanya rasio ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup kita. Semakin besar gaya hidup, maka biaya bulanan pun juga akan ikut membengkak. Cara cerdas untuk menjaga gaya hidup tentu adalah memperbesar pemasukan. Alternatif solusi biasanya kalau dulu makan nasi, sekarang makan bubur. Alias mulai berhemat dan potong pengeluaran yang tak perlu. Nah metode ini lah yang sebenarnya sering digunakan untuk menentukan apakah Anda sehat secara keuangan atau tidak. Atau istilah kerennya adalah Financial Check Up. Anda dapat melakukan financial check up idealnya setiap  6 bulan sekali untuk mereview perkembangan target dan kondisi keuangan Anda saat ini.
Saya harap sejauh ini Anda sudah mendapatkan gambaran perihal kondisi keuangan Anda.
 
Blogger Templates